Main ke Desa

I went to places because of my friends.

Salah satu kesempatan lari dari kenyataan adalah ketika Lioni datang berkunjung ke Jogja untuk mengurusi masalah pemindahan markas besar. Dia bilang mau menginap di Yabbiekayu. Ini adalah bungalow milik kenalan kami, letaknya di Desa Tembi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada kunjungan sebelumnya Lioni sudah pernah menginap di Yabbiekayu dan dia suka sekali. Mumpung harganya masih harga perkenalan, maka di kedatangannya yang kemarin itu dia menginap lagi di sana. Saya boleh nebeng. Hore. Maka siang itu saya mengepak keperluan Chloe dan PR saya yang belum selesai dalam satu tas lalu kami bertaksi ria pergi ke Tembi.

Yabbiekayu Bungalow Satunggal
Bulan November 2012 sudah ada dua bungalow yang berdiri. Kami menginap di bungalow Satunggal, bungalow yang memang pertama kali selesai dibangun. Bangunannya terbuat dari struktur kayu limasan (yang artinya berdiri tanpa paku besi satu pun, tiap kayu dihubungkan dengan sistem kait atau pasak dari kayu juga), berdiri di atas dek kayu. Kamar mandinya terletak di samping bangunan, tertutup dinding kayu tapi tanpa atap. Dan kamar mandinya luaaaassssss sekali.


Di dalam bungalow tersedia kelengkapan standar. Tempat tidur berselambu, kipas angin di langit-langit, sebuah kulkas, meja dan kursi. Jendelanya ada lima dengan tiga pintu, jadi kalau di dalam gerah, bisa menyalakan kipas angin dan membuka semua jendela dan pintu dan sejuk.


Pemandangan sekeliling bungalow adalah sawah. Sawah. Gerumbul pepohonan. Bungalow kedua. Desa sekitar. Dan sawah. Di belakang bungalow ada teras tempat bisa duduk-duduk. Kalau malam dan lampu dinyalakan, pemandangannya adalah kebun/sawah. Kemarin sedang musim tanam jagung, jadi yang tampak cantik bersiram cahaya lampu hangat di malam hari adalah kebun jagung yang nyaris siap panen.

Kembali ke kamar mandi. Kamar mandi tanpa atap ini sungguh cantiknya. Ada taman kecil. Ada pot tanaman air isi ikan-ikan. Ada kursi buat duduk-duduk santai, mungkin buat berjemur cantik habis mandi ya. Ada wastafel yang cantik dan gaya dan shower yang keren. Bak mandinya aduhai besar sekali. Bisa buat berendam paripurna. Kami sempat bercanda, sepertinya lebih asyik nongkrong di kamar mandinya daripada di dalam bungalow.  Lioni merokok dan ada peraturan kalau tidak boleh merokok di dalam bungalow. Jadi kalau merokok bolehnya di teras depan, belakang, samping, dan kamar mandi dong. Tapi pemandangannya lebih puas dari teras bungalow sih, cocok untuk merokok sambil melamun.

Kalau malem
Kami berkesimpulan bahwa sepertinya bungalow Satunggal itu akan cocok sekali untuk pasangan yang sedang hanimun. Atau yang sedang ingin galau sendirian melamun-lamun dan menikmati waktu jauh dari perkotaan. Tempat tidur yang berselambu eksotik itu sangat mendukung untuk... tidur tanpa gangguan nyamuk. :D

Menurut penjelasan pemilik bungalow, konsep dari bangunan itu adalah ramah lingkungan. Semua peralatan listrik yang digunakan di bungalow hemat energi. Lampu yang dipakai adalah LED. untuk penerangan dalam ruangan misalnya, hanya perlu 5 watt tapi cukup terang. Lampu kamar mandi juga cuma 5 watt. Penjelasan bagian penerangan ini membuat saya sungguh ingin mengganti semua lampu di rumah dengan LED. Bahan bangunan yang digunakan adalah daur ulang. Bangunan limasan dibeli bekas. Kayu untuk dek juga bekas. Untuk air digunakan air tanah, dan limbah dari kamar mandi dialirkan ke filter alami dulu sebelum dibuang.
Bungalow kedua

Kami juga sempat ditunjukkan isi bungalow kedua, ukurannya lebih besar, tapi kamar mandinya lebih kecil dari bungalow Satunggal. Struktur limasannya tidak dibangun di atas dek panggung tapi di atas cor-coran beton karena ada kecemasan kalau kelembaban akan naik ke atas dan memakan bahan kayu. Kalau di bungalow kedua, lantainya berlapis ubin, tapi bukan daur ulang karena pesannya di pabrik tegel Kunci nan tersohor di kota Yogyakarta. Kalau yang ini sepertinya bisa menampung satu keluarga.

Setidaknya akan ada 3 bungalow lagi yang dibangun di lahan itu. Semuanya akan mengusung konsep ramah lingkungan.

Sayangnya, karena kami datang kesorean lantas terlalu asik mencobai duduk di teras dan ngobrol ke sana-kemari, akhirnya sore itu kami batal mencicipi bak mandi nan aduhai itu. Angin sore terlalu kencang dan dingin, jadi takut masuk angin. Maklum, inlander. Ujung-ujungnya malah numpang mandi di rumah si pemilik bungalow yang tak jauh dari situ. Hihihi.

Malamnya waktu tidur, walaupun semua jendela dan pintu ditutup, kipas angin dimatikan, udara tetap sejuk di dalam bungalow. Sedap.

Oh iya, di bungalow tidak ada televisi. TAPI! ada koneksi internet via wifi. Modem yang saya bawa buat mengerjakan PR jadi tidak terpakai. YEAH BANGET!

Ngeteh pagi. Peralatan minum teh di bungalow ini lucu yaaa

Pagi-pagi Chloe bangun. Sesudah kami mandi dan sarapan, sepertinya dia penasaran sekali dengan ayam yang berkeliaran di lahan sekeliling bungalow. Namanya juga di tengah sawah di desa, banyak unggas ternak penduduk setempat. Karena anak kecilnya nampak seperti pingin terjun dari dek ke tanah lalu lari menangkap ayam, saya menunda mengerjakan PR untuk menemaninya bertualang. Lioni tidur lagi. Kami jalan-jalan masuk ke kampung dan menemukan entog, kandang kambing, kandang kelinci, burung-burung berkicau peliharaan dalam kandang, dan sebuah warung yang sedia mi instan. Yes!


Kembali ke bungalow, Lioni sudah bangun dengan sempurna. Akhirnya dia yang menemani Chloe berburu ayam lagi (belum puas ternyata) sementara saya meneruskan PR. Siangnya mereka berdua main cebur-ceburan di bak mandi. Karena PR saya baru selesai sore, saya nggak jadi ikut incip bak mandi sama sekali. Huhuuu...

astaga akhirnya selesai juga inih!
Malamnya saya diantar pulang ke rumah karena kru nebeng tidur gantian dengan teman yang satu lagi yang baru datang dari Jakarta :D Hehehe. Walaupun hanya 30 jam di Yabbiekayu tapi rasanya segar juga. DAN PR saya selesai! makin WOW plong perasaan saya.

Lioni, kamu plong juga kan ya? *lho*

Terima kasih Bert atas pernebengan kemarin. *mwah!*

Ohiya, kalau yang agak tergoda,  silakan lihat Yabbiekayu di Agoda: http://www.agoda.com/asia/indonesia/yogyakarta/yabbiekayu_homestay_bungalows.html

Comments

Popular posts from this blog

Durga Doesn't Have Laundry Problems, and We Shouldn't Either!

Have Child Will Travel: Nyepi Holiday Adventure (2)

Monster Playgroup (Pt. 1)